Mukena Belang
cegerigitaga – mukena belang
Pagi hari kulitku merasakan hangatnya sinar matahari, artinya hari ini cerah dan tidak perlu khawatir sepatu akan basah terkena air karena hari ini aku ada jadwal kuliah yang cukup padat, pukul 7.20 pagi jadwal perkuliahan sudah dimulai dan setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan praktikum uang selesai sebelum jadwal istirahat siang hari. Menjelang waktu istirahat siang tiba, perutku sudah memberi pesan bahwa dia sedang kosong dan ingin segera diisi, pengingat waktu sholat memberitahukan waktu zuhur akan masuk 15 menit lagi, ditambah lagi dengan cuaca diluar yang panas menjadikan badan terasa gerah.
Waktu istirahat siang telah masuk, dan kegiatan praktikum hari ini pun telah selesai. Waktu istirahat yang terbatas membuatku mesti buru2, memaksimalkan waktu yang ada agar tidak terlambat mengikuti perkuliahan berikutnya. Aku dan temanku menuju mesjid terlebih dahulu untuk menunaikan shalat zuhur. Karena diantara kami bertiga yang hanya membawa mukena satu orang saja, maka kami bergantian untuk melaksanakan shalat. Begitu juga dengan yang lain, karena jumlah mukena masjid yang terbatas dan pengunjung mesjid yang ramai, mengharuskan sebagaian orang antri mukena terlebih dahulu agar bisa melaksanakan shalat zuhur.
(baca juga Perempuan)
Setelah giliranku selesai melaksanakan shalat zuhur aku bersegera memasang jilbab, dan ketika itu ada yang menarik perhatianku. Ada dua orang shalat pada barisan shaf pertama menggunakan mukena yang tampak sudah lama dan tidak bagus lagi warnanya, ditambah lagi warna antara atasan dengan bawahan mukena yang menurutku sangat tidak cocok, jika seandainya warna tersebut dipakaikan pada pakaianku pasti aku akan terlihat aneh, aku saja merasa aneh melihat orang-orang jika memakai pakaian dengan warna yang seperti itu. Kita selalu mempersiapkan dan memperhatikan penampilan yang terbaik entah itu untuk bertemu dengan orang-orang atau untuk kuliah esok hari, tapi kenapa kita juga tidak demikian untuk menghadap kepada tuhan?
cegerigitaga – mukena belang