cegerigitaga

Pikir Lagi Sebelum Oversharing

Share this:

Pikir Lagi Sebelum Oversharing

Belakangan ini istilah “oversharing” sedang ramai digunakan di berbagai sosial media. Oversharing merupakan kondisi dimana kita tidak dapat membatasi diri untuk membagikan informasi pribadi (sumber klik di sini). Sebenarnya kondisi oversharing ini sudah ada sejak lama, atau mungkin dulu istilahnya adalah “curhat” alias curahan hati.

Terkadang memang ada pula masanya kita ingin berbagi keluh kesah atau pengalaman, entah itu yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Dan ini memang terjadi pada banyak orang. Karena tidak menemukan orang atau lingkungan yang tepat untuk mendengarkan, atau mungkin selama ini merasa tidak pernah didengarkan merupakan salah satu faktor kenapa seseorang bisa berada dalam kondisi oversharing. Alhasil, kita yang berada di kondisi tersebut berusaha mencari orang yang berharap dapat mendengarkan kita.

(baca juga Tetap Waras Walau Semakin Tua)

Namun, coba pikir lagi sebelum oversharing. Berdasarkan pengalamanku setelah oversharing, memang diawal setelah cerita panjang lebar rasanya lega karena bisa bertemu dengan orang yang mau mendengarkan keluh kesah dan berbagai curhatan. Rasanya batu besar dalam pikiran sudah menjadi pecahan-pecahan kecil. Tapi setelah itu, dalam pikiran akan muncul overthinking. “Nanti dia ember ga ya?” “Kok aku bisa ya cerita sama dia?”. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mengganti batu besar yang sebelumnya ada dalam pikiran. Maka dari itu, apa pelajaran yang telah aku dapat?.

Coba pikir lagi sebelum oversharing. Sebenarnya tidak ada jaminan bahwa aib dan rahasia akan bisa dijaga oleh orang lain, sekalipun orang itu adalah bagian dari keluarga atau saudara. Di era yang serba digital dan apapun yang cepat viral ini, aib dan rahasia seseorang bisa menjadi senjata yang dapat merugikan si pemilik aib atau rahasia tersebut.

Menurutku, coba kenali dulu lebih baik lawan bicara kita. Walaupun sebenarnya sudah kenal baik pun, juga tidak menjamin aib dan rahasia ini akan dijaga. Intinya ya, coba di pikir-pikir lagi. Jangan gegabah untuk bercerita panjang lebar apalagi itu terkait dengan informasi pribadi. Jangan mudah terpancing dengan pertanyaan “Kamu bagaimana?” atau “Punya kendala atau kesulitan dimana?” atau bahkan “Coba certain dong, manatau bisa dibantu”. Percayalah kebanyakan mereka (bukan semuanya yaa) sebenarnya hanya ingin tahu saja apa yang tengah kamu hadapi atau apa yang menjadi pikiranmu. Atau kamu bisa juga memilah informasi mana yang pantas untuk kamu bagikan.

Sebelum menyesal, coba pikir lagi sebelum oversharing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *